MODUL KELAS X BAB IV BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

Loading

BAB IV

BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

Kompetensi Dasar:

3.4 Menganalisis dinamika planet
Bumi sebagai ruang kehidupan

4.4 Menyajikan karakteristik
planet Bumi sebagai ruang kehidupan dengan menggunakan peta, bagan, gambar,
tabel, grafik, foto dan/atau video

 

A.     
Teori Pembentukan Tata Surya

a.   
Teori Pasang Surut 

 

        


















Gambar
1. Teori Pasang surut  
Sumber : https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-pasang-surut

 

Teori
ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys tahun (1891)
Menurut mereka,terdapat bintang raksasa mendekati Matahari yang menyebabkan
terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari yang saat itu masih berupa gas.
Peristiwa itu membentuk gelombang raksasa pada tubuh Matahari yang disebabkan
oleh gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami
perapatan gas hingga terpecah menjadi planet-planet.

 

b.   Teori Ledakan Besar


Gambar
2. Teori ledakan besar

Sumber:
https://www.harapanrakyat.com

 

Teori
ledakan besar (big bang) menjadi salah satu yang paling terkenal.
Teori ini menyebutkan bahwa bumi terbentuk selama puluhan miliar tahun.
Mulanya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran
tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke
luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa cakram tersebut meledak, membentuk
galaksi dan nebula-nebula.

Selama
kurang-lebih 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya terdapat Tata Surya. Bagian ringan yang
terlempar keluar di awal mengalami kondensasi hingga membentuk gumpalan yang
mendingin dan memadat menjadi planet-planet, termasuk Bumi.

 

c.   
Teori Nebula


    
                                                                    

                                                                Gambar
3. Teori Nebula

                                                        Sumber:https://www.konsepgeografi.net/2016/07/teori-nebula.html

 

Teori
nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant di tahun 1755 yang kemudian
disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace di tahun 1796. Karena itu, teori
ini juga sering dikenal sebagai teori ”nebula”
Kant-Laplace.

Teori
ini menyebutkan bahwa di alam semesta terdapat kabut yang terbentuk dari debu,
es, dan gas yang disebut nebula. Gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan
kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Proses perputaran ini
mengakibatkan materi kabut di bagian khatulistiwa terlempar dan berpisah,
kemudian memadat karena penurunan suhunya.
 

 

d.   
Teori
Planetasimal


    
                                                                                     

Gambar 4. Teori
Planetasimal

Sumber: https://www.geologinesia.com/2017/10/teori-pembentukan-tata-surya-menurut-perspektif-sains.html


 

Di
awal abad ke-20, seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton (1872-1952)
beserta ahli geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi
mengemukakan teori planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa Matahari tersusun
dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik, bintang lain yang berukuran
hampir sama melintas dekat dengan Matahari sehingga hampir menjadi tabrakan. Akibatnya,
gas dan materi ringan di bagian tepi Matahari dan bintang tersebut menjadi
tertarik.

 

e.   
Teori Bintang Kembar

Gambar
5. Teori Bintang Kembar 

                                                Sumber: https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-bintang-kembar



Teori
pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan teori bintang kembar.
Teori ini dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya,
galaksi merupakan kombinasi dari bintang kembar. Salah satu bintang tersebut
meledak dan menyebabkan banyak material yang terlempar. Karena bintang yang
tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang kuat, sebaran pecahan ledakan
bintang lainnya mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak
kemudian dikenal dengan Matahari, sementara pecahan- pecahannya adalah planet
yang mengelilinginya.

 

B.      
Teori Pembentukan Bumi

Pada
awal pembentukan seluruh bagian planet Bumi relatif dingin, namun lama kelamaan
meningkat suhunya menjadi seperti saat ini. Sejumlah ahli memberikan penjelasan
dengan mengajukan tiga faktor penyebab naiknya suhu di Bumi, yaitu karena
adanya akresi, kompresi dan disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radiokatif.

Akresi
adalah penambahan panas oleh benda-benda angkasa. Kompresi adalah proses
pemadatan Bumi karena gaya gravitasi. Bagian dalam bumi menerima tekanan yang
lebih besar dibanding bagian luarnya. Tingginya suhu pada bagian inti Bumi
mengakibatkan unsur besi mencair. Sedangkan disintegrasi adalah proses
penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium dan potasium, dimana
pada saat proses penguraian diiringi dengan proses pelepasan panas.

Gaya
dan proses yang terjadi di dalam bumi akan dapat menyebabkan terbentuknya
berbagai macam bentuk muka bumi, seperti terjadinya daratan (benua), pegunungan
dan perbukitan, cekungan, lembah, tebing, dan lain-lainnya yang merupakan
relief muka bumi.

Berikut
ini adalah beberapa teori pembentukan muka bumi menurut para ahli:

1)       
Teori Kontraksi dan Pemuaian (Contraction and Expasion Theory)

Awalnya
teori ini dicetuskan oleh Descrates (1596-1650) dan didukung oleh James Dana
(1847) dan Elie de Baumant (1852). Descrates
menyebutkan bahwa bumi terus mengalami penyusutan dari masa  ke masa karena adanya proses pendinginan
.
Akibat dari proses penyusutan ini permukaan bumi mengkerut dan terbentuklah
relief berupa gunung, lembah dan dataran. Teori ini belum dapat menjelaskan
proses terbentuknya daerah-daerah tekanan.

2)       
Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori
yang dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884 menyebutkan bahwa bumi
awalnya terdiri atas dua benua yang sangat besar yaitu Laurasia di bagian kutub
utara (benua Asia, Eropa dan Amerika Utara) dan Gondwana pada bagian kutub
selatan (benua Afrika, Australia dan Amerika Selatan).

3)       
Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Pada
tahun 1912, Alfred Wegener mengemukakan bahwa pada awalnya hanya terdapat satu
benua yang sangat besar dimuka bumi yang disebut Pangea. Kemudian Pangea ini
terpecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan
sentripugal dari rotasi bumi menyebabkan pecahan-pecahan pangea tersebut
bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung dengan bukti-bukti
bahwa terdapatnya kesamaan garis pantai, batuan dan fosil antara Afrika bagian
barat dengan Amerika Selatan bagian timur.

 

4)       
Teori Konveksi (Convection Theory)

Teori
ini pertama kali dikemukakan oleh Arthur Holmes sekitar tahun 1927, kemudian
dikembangkan oleh Harry H. Hess dan Robert Diesz. Teori ini menyebutkan bahwa
terdapat arus konveksi dari dalam mantel bumi yang terdiri dari massa berupa
lava. Ketika arus konveksi ini membawa lava sampai ke permukaan bumi di bagian
punggung tengah samudra (mid oceanic
ridge
), menyebabkan lava tersebut membeku dan membentuk lapisan kulit bumi
yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lama. Teori ini
didukung dengan adanya bukti bahwa terdapatnya bagian mid oceanic ridge seperti mid
Atlantic Ridge
dan Pasific Atlantic
Ridge
. Selain itu berdasarkan sebuah penelitian mengenai umur laut juga
dibuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur
batuan-batuannya semakin tua.

 

5)       
Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori
yang dikemukakan oleh Tozo Wilson sekitar tahun 1965 ini menyebutkan bahwa
kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan
astenosfer, dan lempeng-lempeng pembentuk kulit bumi ini selalu bergerak karena
adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan astenosfer.

Litosfer
bumi terdiri dari dua lempeng yaitu lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng
samudera tersusun oleh batuan basa yang dapat dijumpai di dasar samudera,
sedangkan lempen benua tersusun oleh batuan asam.

Berdasarkan
arah pergerakan lempeng tektonik ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a)   
Gerak konvergen yaitu berupa gerakan
saling bertubrukan antar lempeng tektonik, baik lempeng benua maupun lempeng
samudra. Beberapa pegunungan seperti Himalaya muda, Alpen, Rocky dan Andes
disebut merupakan relief yang terbentuk akibat proses kenvergensi ini.

Ada tiga jenis gerakan konvergen yaitu:

              
Subduksi : Pergerakan konvergen antara
lempeng benua dan lempeng samudera, dengan lempeng samudera jatuh di bawah
lempeng benua, karena gravitasi spesifik lempeng benua kurang dari lempeng
samudera. Contohnya adalah parit yang membentang dari barat Sumatra, selatan Jawa,
ke selatan Nusa Tenggara.

              
Obduksi : Pergerakan konvergen diantara
kerak benua dan kerak samudera, tempat kerak benua tenggelam/ menunjam di bawah
kerak samudera. Penunjaman ini terjadi yakni karena adanya perubahan dari batas
lempeng divergen kemudian menjadi konvergen, menimbulkan terjadinya kerak benua
berbenturan dengan kerak samudera.

              
Kolisi : Gerakan konvergen antara
lempeng benua dan lempeng benua. Kedua pelat memiliki massa jenis yang tidak
berbeda untuk membentuk pegunungan yang tinggi, seperti Pegunungan Himalaya.

b)  
Gerak divergen, yaitu Gerakan lempeng
dimana lempeng bergerak saling menjauh, dengan gaya yang bekerja pada gerakan
ini adalah gaya tarik (tensional).
Perbedaan ini menyebabkan magma naik dari pusat bumi, membentuk dasar lautan
atau kerak samudera. Contohnya adalah MOR (Mid Ocean Ridges) di dasar Samudera
Atlantik;

c)   
Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan berlawanan arah yang menyebabkan
terjadinya pergesekan antar lempeng tektonik. Sesar San Andreas yang terbentang
sepanjang 1.200 km merupakan salah satu relief yang terbentuk akibat adanya
proses transform ini.



                                                           

Gambar
6. Gerak Lempeng Tektonik 

Sumber: https://brainly.co.id/tugas/21005499

 

C.     
ROTASI DAN REVOLUSI BUMI

 

1.      Rotasi Bumi

                                                        Gambar 7. Rotasi Bumi 
                                                       Sumber: https://www.kelaspintar.id

 

Rotasi
Bumi adalah pergerakan Bumi pada porosnya. Artinya, Bumi selalu berputar sambil
mengelilingi Matahari dengan pergerakan Bumi yang lebih stabil. Bukti bahwa
Bumi berputar yakni waktu siang dan malam.
Poros bumi berada pada Kutub Utara dan Kutub Selatan. Ketika Bumi berputar,
sebagian permukaan akan terkena matahari, sementara sebagian lainnya tidak.
Wilayah yang terpapar cahaya matahari akan mengalami siang dan wilayah yang
tidak akan mengalami malam.

Akibat
perputaran bumi pada porosnya (rotasi bumi) maka akan terjadi beberapa
peristiwa di bumi yaitu:

 

1)  
Terjadinya siang dan malam

Bagian
bumi yang menghadap kearah matahari ketika berputar pada porosnya akan
mengalami siang, sebaliknya bagian bumi yang membelakangi matahari akan
mengalami malam, dan hal ini terjadi secara bergantian yaitu panjang waktu
siang dan malam rata-rata 12 jam. Perbedaan waktu siang dan malam akan menjadi
lebih besar pada tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa.

2)  
Terjadinya perbedaan waktu diberbagai
tempat di muka bumi

Orang-orang
yang berada disebelah timur akan mengalami matahari terbit dan terbenam lebih
dahulu. Bumi berbentuk bulat (3600) dan periode rotasinya 24 jam
maka tiap selisih 10 dibutuhkan waktu 1/360 x 24 jam =4 menit. Untuk
menyeragamkan perhitungan waktu di seluruh dunia, bumi dibagi menjadi 24 daerah
waktu. Masing-masing daerah waktu memiliki selisih waktu satu jam dengan lebar
150 bujur (15 x 4 menit= 60 menit=1 jam). Indonesia terletak pada 950
BT – 1410BT, jadi memiliki wilayah selebar 460. Oleh
sebab itu, dibagi menjadi tiga daerah waktu yang masing-masing berbeda 150
bujur dengan selisih waktu 1 jam. Pembagian waktu tersebut Waktu
Indonesia Timur (WIT), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Barat
(WIB).

 

3)  
Gerak semu harian bintang

Akibat
rotasi bumi maka kita seolah-olah matahari yang bergerak berputar dari timur ke
barat mengelilingi bumi. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah matahari tidak
bergerak, tetapi bumilah bergerak berputar mengelilingi matahari dari barat ke
timur .Gerak yang tidak sebenarnya ini dinamakan gerak semu harian bintang.
Disebut gerak semu harian karena kita dapat mengamatinya setiap hari atau
setiap saat.

 

4)  
Perbedaan percepatan gravitasi di
permukaan bumi

Dampak
selanjutnya yakni perbedaan dalam percepatan gravitasi bumi. Rotasi bumi
menghasilkan gerakan yang tidak teratur pada logam cair di dalam inti bumi.
Kondisi ini mengakibatkan massa bumi tidak terdistribusi secara merata dan
mengakibatkan percepatan gravitasi berbeda nilainya di berbagai tempat di
belahan bumi. Hal ini kemudian juga berdampak pada bentuk Bumi yang tidak
menjadi bulat sempurna, tetapi mengembang di tengah dan mampat di kutub.

 

5)  
Perubahan arah angin

Perubahan
arah angin juga merupakan dampak dari rotasi Bumi. Angin bergerak menuju area
dengan tekanan minimal. Ini menyebabkan perubahan arah angin sebagai efek dari
gaya Coriolis di angin. Di belahan bumi utara angin akan berbelok ke kanan.
Sebaliknya, di belahan bumi selatan angin akan berbelok ke kiri. Efek dari gaya
Coriolis ini juga berdampak pada beberapa hal lain di bumi seperti perubahan
arah aliran laut.

 

2.      Revolusi Bumi


    
                                                                

                                                                Gambar
8. Revolusi Bumi 

                                            Sumber: https://pakdosen.co.id/revolusi-bumi/

 

Revolusi
bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari dengan memerlukan waktu 365,25
hari atau 1 tahun. Arah revolusi bumi berlawanan arah dengan perputaran jarum
jam terbukti jika kita berada dalam pesawat antariksa tepat di atas kutub utara
maka kita akan melihat Bumi mengitari Matahari dalam arah yang berlawanan arah
jarum jam. Revolusi Bumi adalah
gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi Matahari. Selama mengitari Matahari,
poros Bumi selalu miring 23,50 terhadap
garis yang tegak lurus ekliptika. Tiap planet memiliki bidang orbit
sendiri-sendiri, sudut yang dibentuk oleh bidang ekliptika dengan bidang orbit
planet tertentu disebut sudut inklinasi. Gerak revolusi Bumi mengakibatkan
beberapa peristiwa yang dapat dirasakan oleh para penghuni bumi. Akibat
revolusi bumi adalah:

 

 

1)  
Gerak Semu Tahunan Matahari

Matahari
yang terbit setiap pagi tidak selalu muncul ditempat yang sama. Pergeseran
titik terbit matahari mengikuti garis edar matahari, yaitu mulai dari
katulistiwa ke garis balik utara kemudian ke garis balik selatan dan kembali
lagi ke katulistiwa. Pergeseran ini berlangsung selama satu tahun. Perhatikan
gambar berikut.

Gambar
9. Gerak Semu Matahari 

 

Pada
gambar gerak semu matahari diatas ditunjukkan bahwa pada tanggal 21 Maret, matahari
berada di khatulistiwa untuk waktu tiga bulan (21 Maret– 21 Juni), matahari
mulai bergeser dari khatulistiwa menuju ke GBU (Garis Balik Utara = garis 23,5o LU). Tiga
bulan berikutnya (21 Juni–23 September) matahari bergeser lagi dari GBU menuju
ke khatulistiwa. Tiga bulan berikutnya (23 September–22 Desember) matahari
bergeser lagi dari khatulistiwa menuju ke Garis Balik Selatan (garis 23,5o LS).
Akhirnya, tiga bulan berikutnya (22 Desember–21 Maret) matahari bergeser lagi
dari GBS menuju kembali ke khatulistiwa.

Gerak
semu ini berupa pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22
Desember-21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke
belahan bumi selatan (21 Juni-21 Desember). Disebut gerak semu karena
sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu diakibatkan oleh terjadinya
revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.

 

2)  
Perubahan Musim

Pergeseran garis
edar matahari juga mengakibatkan perubahan musim. Didaerah tropis secara garis
besar dapat dibedakan menjadi 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Sedang didaerah sub tropis dapat mengalami 4 musim, yaitu musim semi (spring), musim panas (summer), musim gugur (autumn), dan musim dingin (winter). Setiap tanggal 21 Maret,
belahan bumi utara dan selatan mendapatkan penyinaran matahari dalam jumlah
yang sebanding. Matahari tampak mulai bergerak ke utara. Daerah di belahan bumi
utara mulai mendapatkan penyinaran matahari lebih banyak. Pada saat ini daerah
di belahan bumi utara mulai memasuki musi semi. Sebaliknya, daerah di belahan
bumi selatan mulai menerima penyinaran matahari yang makin sedikit. Saat ini
daerah terebut memasuki musim gugur. Musim ini berlangsung hingga tanggal 21
Juni.

Pada
tanggal 21 Juli, matahari mulai berada di kedudukan paling utara dan mulai
bergerak ke bagian selatan. Belahan bumi utara mulai memperoleh penyinaran
matahari yang makin berkurang. Pada saat ini bagian bumi utara mulai memasuki
musim panas. Sebaliknya, daerah di belahan bumi selatan mulai menerima
penyinaran matahari yang bertambah. Saat ini daerah tersebut mulai memasuki
musim dingin. Musim dingin ini berlangsung hingga tanggal  23 September.

Pada
tanggal 23 September matahari kembali mencapai khatulistiwa dan mulai bergerak
ke belahan selatan. Sinar matahari di bagian bumi utara terus berkurang dan di
belahan bumi selatan semakin bertambah. Saat tersebut bagian bumi utara
memasuki musim gugur. Sebaliknya, bagian bumi selatan mengalami musim semi.
Musim ini berlangsung hingga tanggal 22 Desember.

Pada
tanggal 22 Desember matahari berada pada kedudukan paling  selatan dan sekarang mulai bergerak ke utara.
Daerah di bagian bumi utara mulai memperoleh penyinaran matahari yang
bertambah. Sebaliknya, daerah di bagian bumi selatan mulai mendapatkan
penyinaran matahari yang berkurang. Saat ini bagian bumi utara memasuki musim
dingin dan bagian bumi selatan memasuki musim panas. Musim ini berlangsung
hingga tanggal 21 Maret tahun berikutnya

 

3)  
Perbedaan lama siang dan malam

Kombinasi
antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika
menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.

a.   
Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September

       
Kutub utara mendekati matahari,
sedangkan kutub selatan menjauhi matahari.

       
Belahan bumi utara menerima sinar
matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan.

       
Panjang siang dibelahan bumi utara lebih
lama daripada dibelahan bumi selatan.

       
Ada daerah disekitar kutub utara yang
mengalami siang 24 jam dan ada daerah disekitar kutub selatan yang mengalami
malam 24 jam.

       
Diamati dari khatulistiwa, matahari
tampak bergeser ke utara.

       
Kutub utara paling dekat ke matahari
pada tanggal 21 juni. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari
bergeser 23,50 ke utara.

 

b.  
Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret

       
Kutub selatan lebih dekat mendekati
matahari, sedangkan kutub utara lebih menjauhi matahari.

       
Belahan bumi selatan menerima sinar
matahari lebih banyak daripada belahan bumi utara.

       
Panjang siang dibelahan bumi selatan
lebih lama daripada belahan bumi utara.

       
Ada daerah di sekitar kutub utara yang
mengalami malam 24 jam dan ada daerah disekitar kutub selatan mengalami siang
24 jam.

       
Diamati dari khatulistiwa, matahari
tampak bergeser ke selatan.

       
Kutub selatan berada pada posisi paling
dekat dengan matahari pada tanggal 22 Desember. Pada saat ini pengamat di
khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,50 ke selatan.

 

c.   
Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember

       
Kutub utara dan kutub selatan berjarak
sama ke matahari.

       
Belahan bumi utara dan belahan bumi
selatan menerima sinar matahari sama banyaknya.

       
Panjang siang dan malam sama diseluruh
belahan bumi.

       
Di daerah khatulistiwa matahahari tampak
melintas tepat di atas kepala.

 

4)  
Perubahan kenampakan Rasi Bintang

Rasi
bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk
pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak
berada pada lokasi yang berdekatan, karena letak bintang- bintang itu sangat
jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang
yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan
lain-lain

Ketika
bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang
yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara
matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara
matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi
selalu berubah

Gambar
10. Rasi Bintang 
Sumber: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-konstelasi-bintang-atau-rasi-bintang/110223

 

 

5)  
Penentuan Kalender Masehi

Revolusi
bumi mempengaruhi penetapan kelender masehi. Berdasarkan pembagian bujur, yaitu
bujur barat dan timur, maka batas penanggalan internasional ialah bujur 1800,
akibatnya apabila di belahan timur bujur 1800 tanggal 14 maka di
belahan barat bujur 1800 masih tanggal 13, seolah-olah melompat satu
hari.

Lama
waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada tiap
tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap
empat tahun.Satu hari tersebut 
ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih panjang sehari ini
disebut tahun kabisat.Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun
kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984, 2000, dan
lain- lain.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Shindu
P, Yashinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Lestari, Ika. 2019. Teori Pasang Surut. (https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-pasang-surut, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Supendi, Deni. 2020. Teori Big Bang, Sejarah dan kekurangannya. (https://www.harapanrakyat.com/2020/06/teori-big-bang-sejarah-dan-kekurangannya/, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Armansyah, Wawang. Teori Nebula  serta beberapa ahli Pencetusnya. (https://www.konsepgeografi.net/2016/07/teori-nebula.html, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Geologinesia. 2017. Teori Pembentukan Tata Surya Menurut Perspektif Sains. (https://www.geologinesia.com/2017/10/teori-pembentukan-tata-surya-menurut-perspektif-sains.html, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Lestari, Ika. 2019. Teori Bintang Kembar. (https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-bintang-kembar, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

https://brainly.co.id/tugas/21005499, diakses hari kamis, 17 Juni 2021

Kelas Pintar. 2019. Rotasi dan Revolusi Bumi. (https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/rotasi-dan-revolusi-bumi-bagaimana-cara-kerjanya-2536/, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Pak dosen. 2021. Revolusi Bumi. (https://pakdosen.co.id/revolusi-bumi/, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-konstelasi-bintang-atau-rasi-bintang/110223, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

https://www.gurugeografi.id/2017/10/mamahami-gerak-semu-harian-dan-tahunan.html, diakses hari kamis, 17 Juni 2021

 

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *