BERFIKIR KRITIS YANG ISLAMI
A. Perintah Berpikir Kritis
Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah
sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.
Berangkat dari
definisi di
atas, sikap
dan tindakan
yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat–ayat Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi
kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.
1. Baca dengan Tartil Ayat al–Qur’an dan Terjemahnya yang Mengandung
Perintah Berpikir Kritis
Salah satu
mukjizat al–Qur’an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para
pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. ²li ‘Imran/3:190-191 berikut:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
|
*الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang–orang yang berakal, yaitu orang–orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”
2. Penerapan Tajwid:
Isilah dengan lafadz yang sesuai dengan jenis bacaan
No. Lafaz Hukum Bcaaan Alasan
1. Idgam Syamsiyah Alif Lam diikuti huruf Sin
|
2. I§har Qamariyah Alif Lam diikuti huruf
Hamzah
3. Idgam Bigunnah Tanwin diikuti huruf Wawu
4. Mad °abi’i Dammah diikuti huruf
Wawu mati/sukun
5. Qalqalah ¤ugra Huruf Qaf sukun di tengah kata
6. Mad arid lis sukum mad thobi’i di baca wakaf
Aktivitas Siswa:
Hafalkan Q.S. ali ‘Imran /3:190-191 beserta artinya dan perbendaharaan kosa kata baru,setelah hafal demontrasikan pada kelompokmu untuk dikoreksi kesalahan bacaan dan hafalannya!
4. Asbabun Nuzul
At–Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
Ibnu Abas r.a.,bahwa orang–orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah
yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”.
Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan,
“Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta
sejak lahir
dan penyakit
sopak serta
menghidupkan orang
yang sudah mati.” Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini (Q.S. ²li ‘Imran/3:190-191), mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan,dan matahari serta peredarannya, laut, gunung–gunung, pohon-pohon,
buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya.
Aktivitas Siswa:
1. Carilah riwayat lain di berbagai sumber, yang menjadi asbabun nuzul ayat di atas!
2. Presentasikan
di depan kelas!
**Tafsir/Penjelasan Ayat
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah
dan berwudu lalu salat. Saat salat beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat
beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.
Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, “Wahai
Rasulullah, kenapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni
dosa–dosa Anda baik yang terdahulu
maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada
Allah Swt.?” dan bagaimana
aku tidak menangis, pada malam ini
Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian beliau berkata, “alangkah ruginya dan
celakanya orang–orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.”
Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt. bagi orang–orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia,
karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang berakal.
Pada ayat 191
Allah Swt.
menjelaskan
ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda
besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam
segala keadaan,
baik waktu berdiri, duduk,
maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban
yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan- Nya.
Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar
merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menantang manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan
langit itu (dalamenammasa).Terkaitdenganpenciptaanlangitdalamenammasaini,banyakparailmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka.
Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam semesta Diciptakan, Pendekatan al–Qur’an dan sains Modern (tahun 2003), sebagai berikut:kata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”. Sedangkan “ayyam” bisa diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti“waktu yang lama”. Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an,Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” (Inggris). Sementara Abdu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi
“tahap”, atau periode atau masa. Sehingga kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”.
Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut: Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce). Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). Masa Ketiga, masa terbentuknyainti-inti atom di Jagad Raya ini. Masa Keempat, elektron–elektron mulaiterbentuk. Masa Kelima, terbentuknya
atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan
radiasi, dan
jagad raya terus mengembang. Masa
Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet.Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu
bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar (precession)
mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi
distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Sub¥anallah. Semua saling terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas.
Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. sehingga kita sadar betapa Allah Swt.
adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung,
Maha Pengasih lagi Penyayang,
dan mengantarkan kita menjadi
hamba-hamba yang bersyukur. Hamba
yang bersyukur
selalu beribadah (ritual dan sosial)
dengan ikhlas. Aktivitas Siswa:
1. Carilah lebih lanjut teori-teori tentang penciptaan bumi menurut para ahli dari berbagai referensi!
2. Tampilkan kedalam power point dan presentasikan
di kelasmu!
B. Hakekat Berpikir Kritis
Definisi tentang berpikir kritis disampaikan oleh Mustaji. Ia memberikan definisi
bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara
beralasan dan
reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Salah satu contoh kemampuan
berpikir kritis adalah kemampuan
“membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah, seperti memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis terhadap
kondisi yang ada hari ini.
Dalam Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu di akhirat. Orang yang dipandang
cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah tahu bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita, harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan dilakukan perbuatan yang akan menempatkan kita di posisi yang rendah di akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”, itulah
motto yang harus menjadi acuan orang “cerdas”. Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut:
Artinya:
Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap
kepada Allah dengan harapan kosong”. (HR. At–Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).
Dalam hadis ini Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa
pun. Jika
indikasi “cerdas” dalam
pandangan Rasulullah adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan
yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah). Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah
bukan karena tidak bisa baca tulis, tetapi karena kelakuannya menyiratkan kebodohan,
yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan.
Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman
lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan
dunia.
Jadi, kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan dunia
yang mudah
direkayasa,
sedangkan
pengadilan Allah
di akhirat
yang tidak
ada tawar-menawar malah ”diabaikan”. Orang–orang tersebut dalam hadis di atas dikatakan sebagai orang “lemah”, karena tidak
mampu melawan nafsunya sendiri. Dengan demikian, orang–orang yang suka bertindak bodoh adalah orang–orang
lemah.
Orang yang cerdas juga tahu bahwa kematian bisa datang kapan saja tanpa
diduga. Oleh karena itu, ia akan selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya:
Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw.
bersabda:“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu
selain kemiskinan
yang melalaikan,
atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk
buruknya makhluk
yang dinantikan,
ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta
yang terpahit dideritanya?” (HR. at–Tirm³z³ dan beliau berkata: Hadis hasan)
Dalam hadis
di atas Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera
dan tidak menunda-nunda untuk beramal salih. Rasulullah menyebut tujuh macam
peristiwa yang buruk
untuk menyadarkan kita semua,
pertama, kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai
kepada Allah karena sibuk mencari penghidupan
(harta). Kedua,
kekayaan yang membuat kita menjadi
sombong karena menganggap
semua kekayaan itu karena kehebatan kita. Ketiga, sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau bahkan cacat. Keempat, masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak berdaya. Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi manfaat. Keenam, datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk karena menjadi fitnah bagi manusia. Ketujuh, hari kiamat, bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.
Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah dalam dua hadis di atas adalah mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian (akhirat), karena “dunia tempat menanam dan akhirat memetik hasil (panen)”. Oleh karena itu, jika kita ingin memetik hasil di akhirat, jangan lupa bercocok tanam di dunia ini dengan benih-benih yang unggul, yaitu amal salih.
Aktivitas Siswa:
1. Cari ayat–ayat al–Qur’an yang menantang manusia untuk merenung dan meneliti dengan ciri–ciri di antaranya menggunakan kata (yang artinya) “ BERPIKIR, BERAKAL, BERTADABBUR, MELIHAT, dan sejenisnya!
2. Cari asbabun
nuzul dan
tafsir ayat–ayat tersebut dalam kitab tafsir
modern baik langsung maupun melalui internet!
3. Amati gambar 3.9 di bawah ini dan berikan tanggapan terhadap fakta temuan tentang laut
dua warna
di bawah ini! Diskusikan dan
buat laporan hasil kegiatan bersama dengan teman sekelompokmu!
4. Temukan keajaiban lain dalam dunia laut dan diskusikan dengan teman sekelompokmu! buat laporan hasil kegiatan dan presentasikan
di depan kelas!
Laut Dua Warna
Allah berfirman:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Allah
manakah
yang kamu
dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (Q.S ar–Rahman/55:19-22).“Dan Dialah yang membiarkan dua
laut yang mengalir (berdampingan);
yang ini
tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S al-Furqan/25:53)
Sejumlah ahli menemukan laut dua warna yang tak pernah bercampur yang terletak di selat Gibraltar yang menghubungkan lautan Mediterania dan samudera atlantik. Hebatnya lagi, kedua laut itu dibatasi oleh dinding pemisah. Bukan dalam bentuk dinding tebal, pembatasnya adalah air laut itu sendiri. Dengan adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya
sehingga sesuai
dengan makhluk
hidup (ekosistem)
yang tinggal di lingkungan itu. Namun mereka masih mempertanyakan,
mengapa tidak bisa bercampur?
Pertanyaan itu baru terjawab pada tahun 1942M/1361H. melalui studi yang mendalam menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.
Kemudian semakin banyak fakta-fakta yang menakjubkan terungkap, sehingga Professor Shroeder, ahli kelautan dari Jerman mengungkapkan kekagumannya akan
kebenaran al–Qur’an yang telah diturunkan 14 abad yang lalu telah berbicara mengenai hal tersebut. Subhanallah.
C. Manfaat Berpikir Kritis:
Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah:
1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.;
2. Dapat mengoptimalkan
pemanfaatan alam
untuk kepentingan
umat manusia;
3. Dapat mengambil
inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. dalam mengembangkan IPTEKS;
4. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan
alam (melalui penelitian);
5. Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam;
6. Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta;
7. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan;
8. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner;
9. Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di akhirat, dengan meningkatkan amal salih dan menekan /meninggalkan kemaksiatan.
Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait
dengan berpikir kritis berdasarkan ayat al–Qur’an dan hadis di atas ialah:
1. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat;
2. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi
manusia;
3. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat–ayat al–Qur’an secara lebih mendalam bersama para pakar di bidang masing-masing;
4. Menjadikan ayat–ayat al–Qur’an sebagai inpirasi dalam melakukan penelitian- penelitian ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam;
5. Menjadikan
ayat–ayat kauniyah
(alam semesta)
sebagai inspirasi
dalam mengembangkan IPTEK;
6. Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat
manusia;
7. Membaca
dan menganalisis
gejala alam
untuk mengantisipasi
terjadinya bahaya;
8. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang
yang visioner;
9. Senantiasa
berupaya meningkatkan
amal salih
dan menjauhi
kemaksiatan sebagai
tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua
di akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. atas semua anugerah-Nya;
10. Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespons semua gejala dan fenomena alam yang terjadi.
Tugas Kelompok
1. Carilah ayat al–Qur’an dan hadis selain yang ada di bab ini yang mengandung informasi tentang dunia kedokteran atau medis!
2. Temukan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu dari berbagai sumber terpercaya (kitab tafsir al–Qur’an dan kitab hadis)!
3. Carilah hasil penelitian
terkait dengan ayat–dan hadis tersebut!
4. Lakukan analisis terhadap keduanya (tafsir ayat dan hasil penelitian) untuk
mendapatkan titik temu antara informasi Ilahi yang terdapat dalam ayat dan hadis dengan hasil penelitian
ilmiah!
5. Presentasikan
hasilnya di depan kelas!
Rangkuman
1. Q.S. ²li ‘Imran /3:190 menjelaskan
bahwa dalam penciptaan
langit dan bumi,
dan pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah
Swt.;
2. Orang–orang yang berakal dalam ayat yang ke-191 adalah orang–orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan;
3. Tidak ada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia-sia, semuanya mengandung makna, manfaat, dan pelajaran berharga bagi orang yang mau merenungkannya;
4. Orang yang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai pada kehidupan di akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan kedua itu;
5. Pentingnya mengadakan
perenungan
tentang ayat–ayat Allah Swt. dalam
al- Qur’an untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan menemukan makna yang tersembunyi;
6. Pentingnya mengadakan perenungan tentang
ayat–ayat kauniyah
(alam semesta) untuk mendapat inspirasi dalam mengembangkan IPTEKS;
7. Pentingnya mengadakan penelitian
terhadap fenomena alam semesta untuk mengungkap
misteri-misteri yang terdapat pada
aneka ragam makhluk ciptaan Allah Swt.
EVALUASI
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai
jawaban yang paling tepat!
1. Pada lafal وَاخْتِلافِ terdapat hukum bacaan Mad . . . .
a. Tabi’³
b. ‘Iwa«
c. Wajib Mutta£il
d. Jaiz Munfa£il
e. ‘²ri« Lissukµn
2. Perhatikan potongan ayat berikut وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Potongan ayat di atas artinya . . . .
a. penciptaan
langit dan bumi
b. tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
c. dan pergantian siang dan malam
d. orang–orang yang mengingat Allah Swt.
e. dalam keadaan berdiri dan duduk
3. Arti “ulil albab” ialah . . . . a. umat Islam
b. orang yang dewasa
c. umat-umat terdahulu
d. generasi muda Islam
e. orang yang berakal sehat
4. Sikap yang tepat terhadap ayat al–Qur’an adalah . . . .
a. membacanya setiap malam Jumat dengan khusyuk b. membaca dengan tartil dan suara yang bagus
c. membacanya dengan fasih di hadapan guru
d. membaca dan mengkajinya bersama orang yang ahli
e. membacanya setiap saat untuk mendapatkan kelancaran usaha
5. Berikut ini tidak termasuk sikap seorang ulil albab yang tercantum dalam
Q.S. ²li ‘Imran/3:191 yaitu ialah . . . .
a. Merenungkan ciptaan Allah Swt. b. Menghafalkan ayat–ayat tertentu
c. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan duduk d. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri
e. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan berbaring
II. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!
1. Jelaskan apa saja yang harus dilakukan oleh umat Islam terhadap ayat–ayat
al–Qur’an yang menjelaskan tentang fenomena alam!
2. Berdasarkan analisismu, jelaskan beberapa manfaat diciptakannya semut!
3. Nyamuk yang biasa terbang ternyata menjadi makanan cicak yang tidak dapat terbang. Jelaskan makna di balik fakta tersebut!
4. Jelaskan karakteristik
orang yang cerdas dalam
pandangan Rasulullah saw.!
5. Jelaskan sikap dan perilaku umat Islam yang sejalan dengan pola pikir
kritis dan cerdas!